Pink Fire Pointer

Minggu, 04 Maret 2012

5 ciri lingkungan yang tidak sehat

Setiap orang tentu ingin memiliki lingkungan kerja yang sehat dan menyenangkan, sehingga karier tumbuh dan berkembang dengan baik.
Namun tak jarang keinginan tinggal keinginan, sementara jika ingin pindah kerja belum ada perusahaan bisa menerima dalam waktu dekat. Akibatnya Anda jadi stres. Yang ada hanya kebingungan atau ketidakpastian sebagai penyebab unjuk-kerja, semangat/antusias, inovasi/gagasan individu makin hari makin berkurang, reputasi tidak lagi menjadi harapan untuk dikejar. Sembari berjalan kita makin sakit-hati (kecewa) dengan tingkah para atasan yang hanya menginginkan target dan kebijaksanaannya dituruti (disanggupi) oleh karyawan, dan atasan tidak menyadari atau tidak mau tahu terhadap karyawan yang dalam kondisi pesakitan (tekanan).
Dan yang lebih membingungkan lagi bahwa makin hari tingkah sang karyawan hanya mampu/ mengandalkan sikap pura-pura/munafik dalam suasana kerja yang tidak menentu. Matilah cita-cita keduanya, antara pimpinan dan karyawan saling menyalahkan dengan berbaur kedengkian, dendam dan suasana hati menjadi keruh/ hitam.

Sebelum Anda mengalami ‘mimpi buruk’ seperti ini, berikut merupakan tips dari Kevin Wu Result Consultant, salah seorang trainer muda Indonesia yang juga managing director CoreAction Result Consulting, untuk mengenali ciri-ciri lingkungan kerja yang tidak sehat. Jika apa yang dipaparkannya ada dalam lingkungan kerja Anda, Anda dapat mengantisipasinya sejak dini.

1. Dilarang multitasking
Biasanya perusahaan sehat sangat senang jika karyawannya produktif dan mau berbuat lebih dari sekadar yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Perusahaan tidak sehat sebaliknya, tak suka pada karyawan 'serba bisa'. Biasanya hal ini terjadi, karena khawatir karyawan itu mengetahui hal-hal yang tidak seharusnya diketahui. Jadi, perusahaan memberikan tugas-tugas bersifat khusus dan terpisah-pisah bagi karyawannya agar mudah dikontrol.

2. Rapat tidak efektif
Rapat semestinya merupakan ajang untuk saling berbagi ide, data, dan tujuan yang jelas untuk kemajuan perusahaan. Namun, dalam lingkungan kerja tidak sehat, rapat hanya menjadi ajang untuk saling menyalahkan, memojokkan, dengan disertai hitungan-hitungan matematika memusingkan, tidak segan-sagan seorang ketua rapat plus anggotanya hanya merencanakan tujuan/ lokasi rapat untuk saling mendekatkan terhadap hal yang berbau/ mengandung perjalanan dinas sebagai ajang jalan-jalan atau PULKAM dan metafora-metafora klise lainnya.

3. Beban kerja tak menentu
Di lingkungan kerja sehat, antara beban kerja dan hasil yang didapat biasanya seimbang. Namun, di lingkungan kerja tidak sehat, ada karyawan yang dibebani pekerjaan yang menumpuk, tapi ada juga yang dibiarkan lebih banyak ongkang-ongkang kaki.

Namun, bisa juga pada suatu ketika pekerjaan begitu melimpah sehingga tidak tertangani, tapi di saat lain justru tak ada sama sekali, sehingga karyawan mengalami disfungsional. Ini mungkin terjadi karena atasan tidak mampu mengelola manajemen dengan baik, tidak tahu tugas dan fungsi Anda, atau mereka memang tidak peduli.

4. Kebijakan overlaping
Penanganan pekerjaan yang baik adalah jika antara tugas dengan instruksi yang diberikan paralel dan dapat diselesaikan satu persatu. Namun di lingkungan kerja tidak sehat, seringkali terjadi ketika satu pekerjaan belum selesai, sudah ada instruksi baru, memo baru, kebijakan baru, yang ada kalanya saling bertentangan. Namun, Anda dilarang bertanya atau mengeluh dan lebih fatal lagi kebijakan baru dikluarkan buru-buru tanpa mempelajari sebab akibat serta dampak kinerja antara tiap tugas dari bidang masing-masing bidang atau pekerjaan karyawan.

5. Target tidak realistis
Penetapan target yang baik adalah yang sesuai dengan kapasitas dan kondisi terkini, namun di lingkungan kerja yang tidak sehat, target dibuat bertentangan dengan prinsip tersebut sehingga terkesan terlalu di awang-awang dan tidak realistis. Perusahaan ingin dapat banyak/ maksimal tanpa mengindahkan kesinambungan dan kemampuan disegala aspek kemampuan atau kondisi yang dimiliki oleh perusahaan, hanya terfokus pada target yang diberikan kantor pusat tanpa berani argument/ menolak lantaran takut atau gengsi terhadap sangkaan "Tidak mampu" secara individu sebagai atasan. Ujung-ujungnya yang jadi korban adalah karyawan dan justru system tidak dapat berfungsi akibat dampak dari target tidak realistis dan overleping kebijakan.

pola makanan menentukan lingkungan yang sehat dan bersih

Makan sehat itu, menurut dr Samuel dilakukan dengan mengatur waktu makan yang baik, menjaga jumlah makanan yang cukup, mengatur makanan sesuai kebutuhan, menjaga dan mengasup jenis makanan yang sehat, serta memastikan jadwal makanan teratur. Berpikir sehat adalah menjaga pikiran tetap positif karena pikiran negatif atau stres, seperti jamak diketahui, akan berdampak pada kesehatan tubuh. Beristirahat sehat adalah dengan memperhatikan waktu dan kualitas istirahat agar tidak kurang, baik dengan jumlah istirahat yang berkisar antara 6-8 jam semalam, juga kualitas tidur harus terjaga. Aktivitas sehat adalah bagaimana mengatur pola gerak dan aktivitas fisik yang cukup dan menyehatkan. Lingkungan sehat, tentu merupakan upaya menjaga agar lingkungan tetap bersih dan sehat.
"Tidak terlalu sulit untuk memulainya. Pola hidup sehat dan bugar bisa dimulai dengan mengasup air minum yang berkualitas. Karena seringkali kita tidak menyadari tubuh kita sedang mengalami dehidrasi. Pria dan wanita berbeda tingkat dehidrasi ringannya. Dehidrasi bisa memengaruhi tiga hal dalam tubuh; aspek kognisi (daya pikir), aspek fisik, dan suasana hati. Kebiasaan minum sangat umum dilupakan. Padahal, adalah hal yang penting, karena sebagian besar tubuh kita terdiri dari cairan. Termasuk otak yang butuh cairan untuk berproses," jelas dr Samuel.
Namun, dr Samuel mengingatkan, supaya berfungsi tepat dan baik bagi tubuh, pemilihan air minum berkualitas sangat diperlukan. "Unsur air adalah H20, tetapi itu saja belum cukup untuk tubuh. Dalam tubuh ada kandungan lain, yakni mineral yang disebut juga elektrolit. Hal ini harus dijaga supaya otot bisa terus bergerak. Mineral yang diperlukan antara lain, natrium, kalium, khlor, dan lainnya," papar dokter yang sering menjadi nara sumber dalam acara-acara kesehatan itu.
Dr Samuel mengingatkan bahwa nasihat untuk minum 2 liter air per hari adalah hal yang bagus, namun bukan berarti minum sebanyak itu dalam sekali waktu. "Pastikan Anda minum air yang cukup dalam sehari. Persering minum sebelum merasa haus. Sedikit demi sedikit, jangan dalam jumlah banyak sekaligus. Jadikan kebiasaan. Lakukan hal ini selama 6-8 minggu secara ketat, lama kelamaan akan terjadi otomatis,"

lingkungan

lingkungan adalah hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita,yaitu jikalau lingkungan kita tidak bersih maka itu akan berpengaruh pada kesehatan jasmani kita.
Hidup sehat dan bugar hingga usia lanjut. Bagaimana bisa menikmati dan menjalani hidup bila tubuh tidak sehat? Namun, dengan tekanan pekerjaan dan tuntutan hidup membuat kita sulit dan tertantang untuk menjaga pola hidup agar tetap sehat dan seimbang. Dr Samuel Oetoro, MS, SpGK menyarankan pedoman 5 S untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh hingga usia lanjut.
"Saya seringnya mengatakan hidup sehat dan bugar, tak hanya hidup sehat. Hidup sehat dan bugar artinya melakukan pola hidup yang benar-benar menunjang kesehatan hidup Anda. Caranya, dengan memperhatikan 5 S. Makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat, aktivitas sehat, dan lingkungan yang sehat," jelas dr Samuel saat peluncuran kampanye Mulai Hidup Sehat dari Sekarang dari Danone Aqua, Rabu, 16 Maret 2011, di Djakarta Theatre, Jakarta.
Menurut dr Samuel, Indonesia adalah negara berkembang, yang membuat seluruh lapisan masyarakatnya sedang berupaya untuk menjadi lebih baik dalam segala hal. Upaya-upaya tersebut membuat masyarakat sibuk dan lupa untuk berolahraga maupun menjaga pola makan yang sehat. Waktu yang sempit pun mengkontribusikan pola hidup yang kurang sehat.
Meski terlihat simpel atau klise, tetapi 5 S tadi bukan hal yang mudah dilakukan jika tidak ada komitmen dalam diri. Karena itulah Aqua meluncurkan kampanye Mulai Hidup Sehat Dari Sekarang. "Karena hidup sehat dari sekarang itu seperti tabungan yang akan dirasakan di usia lanjut nanti, dan untuk menjalankannya butuh komitmen serta kesiapan dari dalam diri untuk melawan kebiasaan-kebiasaan yang buruk bagi kesehatan,"